INSPEKSI PADA
SISTEM PERPIPAAN
Sistem perpipaan didesain untuk
berbagai kondisi. Perhatian khusus harus diberikan pada sistem perpipaan yang
mengarah pada korosi, erosi, dan fatig serta hal-hal yang beroperasi pada
tekanan tinggi.
Semua bahan pipa dan sambungan harus
dapat beroperasi pada kondisi maksimum. Sejarah operasional harus direviu untuk
menentukan apakah terdapat perubahan pada kondisi operasi yang keluar dari
kondisi normalnya. Jika kondisi operasi telah berubah, catatan harus dibuat
untuk menjamin komponen-komponen sistem perpipaan mencukupi.
Perpipaan harus diinspeksi untuk
memastikan adanya:
- Ekspansi
- Rangka pendukung yang cukup
- Tidak ada kebocoran
- Koneksi yang benar. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah ada perubahan posisi karena adanya tegangan pada pipa
atau sambungan yang lain.
- Spesifikasi yang cocok untuk kondisi operasi
§ Tidak ada fakta-fakta korosi, erosi, atau retak
4.1 Kerusakan pada Perpipaan
a.
Korosi. Korosi terjadi
karena adanya oksigen dan larutan garam, seperti halnya yang ditemukan air
umpan boiler yang jelek. Jika korosi
ditemukan pada bejana tekan, sistem perpipaan yang terkait juga harus
diperiksa. Korosi dapat menyerang secara luas pada permukaan logam atau
terlokalisir pada bentuk korosi galvanis dan pitting. Untuk mengestimasi
pengaruh korosi pada luas permukaan yang besar, ketebalan logam harus diperiksa
dengan menggunakan peralatan ultasonik atau pengeboran. Ketebalan estimasi
digunakan untuk mengestimasikan tekanan kerja yang aman.
b. Retak. Retak bisa berasal dari desain atau kondisi operasi yang
menyebabkan perubahan feksibilitas secara kontinyu pada logam (flexing).
Flexing dapat disebabkan oleh fluktuasi termal atau mekanikan dan dapat
mengarah pada kelelahan logam (fatig). Retak pada kondisi ini akan dipercepat dengan adanya korosi. Retak dari hasil cacat pabrikasi akan terjadi
pertama-tama pada lingkungan korosi.
c. Erosi. Erosi terjadi sebagai akibat dari eksi abrasif dari
cairan atau uap. Adanya partikel padat dalam campuran, atau adanya cairan dalam
uap dapat menyebabkan erosi. Erosi umumnya terjadi di daerah dimana aliran
terhambat atau arah aliran berubah.
d. Kebocoran. Kebocoran harus diperiksa secara menyeluruh dan dilakukan
tindakan perbaikan. Uji tekanan mungkin dibutuhkan untuk menentukan informasi
tambahan dengan mempertimbangkan adanya kerusakan lanjut.
e. Dukungan (rangka)
yang tidak tepat. Inspeksi visual
harus meliputi pemeriksaan pada adanya dukungan yang tidak tepat.
Ketidakcukupan dukungan dapat menyebabkan rusaknya sambugan las, retak, atau
kebocoran pada sambungan fitting. Tanda-tanda kebocoran harus diteliti untuk
menentukan penyebab dan kondisi terkoreksinya. Hilangnya isolasi. Rusak, atau
sobek dapat menjadi indikasi adanya getaran atau pergerakan pipa akibat
dukungan tidak tepat.
4.2 Inspeksi pada Pressure Gages
Tekanan yang diindikasikan oleh alat
harus dibandingkan dengan alat yang lain pada sistem yang sama. Jika alat tidak
dipasang pada bejana, maka harus segera dipasang pada bejana dengan benar
sehingg dapat menunjukkan tekanan aktual bejana.
5. PENYIMPANAN CATATAN
Salinan dari persetujuan inspektor atau
laporan sertifikasi harus disimpan dengan baik. Catatan tersebut meliputi
informasi-informasi berikut:
- Laporan data pabrikan ASME, jika bejana tidak dicap
kode ASME.
- Laporan data bejana tekan (inspeksi internal
pertama). Laporan harus meliputi informasi berikut:
- Nomer seri pabrikan
- Nomer identifikasi owner-user
- Data dimensi bejana tekan
- Bahan konstruksi
- Data ketebalan original dinding untuk bejana tekan
dan tutup.
- Kode original dari konstruksi yang meliputi metode
NDE
- Faktor keamanan yang dihitung dari kode konstruksi
original
- Informasi lengkap tentang peralatan relif valve,
yang meliputi data pegas relief valve, atau data rupture disk, dan data
inspeksi terakhir.
- Catatan kemajuan yang meliputi:
a.
lokasi dan
ketebalan dari sampel dan lokasi inspeksi yang kritis, termasuk lukasi dan
hasil dari survei ketebalan logam.
b.
Batasan temperatur
logam dan lokasinya pada bejana ketika faktor ini menentukan ketebalan minimum.
c.
Ketebalan logam
terhitung yang dibutuhkan dan MAWP untuk desain peralatan relief valve dan
temperatur untuk membuka tekanan, tekanan statis, dan beban yang lain.
d.
Tanggal skedul dan
inspeksi berikutnya.
e.
Tanggal instalasi
dan tanggal perubahan kondisi operasi (tekanan, temperautr, laju korosi)
f.
Data detil untuk
sket yang dapat digunakan apabila tidak ada gambar.
g.
Kalukulasi
tegangan untuk menentukan faktor keamanan.
6. SEBAB-SEBAB KERUSAKAN BEJANA TEKAN
Beberapa kondisi dapat menyebabkan
kerusakan bejana tekan. Kondisi yang umum tersebut adalah:
- Korosi. Korosi adalah kondisi yang perlu
diperhatikan yang ditemukan di bejana tekan. Bentuk-bentuk korosi yang
umum adalah:
- Pitting
- Line corrossion
- General corrossion
- Grooving
- Galvanic corrossion
- Fatig. Jika tegangan yang terjadi pada bahan sangat
tinggi dan sering, dapat menyebabkan fatig atau lelah. Kegagalan fatig
dapat juga berasal dari perubahan temperatur dan tekanan. Lokasi dimana
logam mempunyai perbedaan koefisien termal ekspansi dapat menyebabkan
fatig.
- Creep. Creep bisa terjadi jika peralatan berada pada
temperatur diatas desainnya. Karena logam menjadi lemah pada temperatur
tinggi, distorsi berakibat pada kegagalan. Creep bergantung pada waktu,
temperatur, dan tegangan.
- Temperatur. Pada temperatur sub-freezing, air dan
beberapa bahan kimia yang ada dalan bejana tekan mungkin akan membeku dan
menyebabkan kegagalan. Baja karbon rendah atau paduannya akan mudah pecah
apabila berada pada lingkungan dengan temperatur lebih rendah dari
temperatur transisinya.
- Perusakan hidrogen. Perusakan hidrogen adalah
kehilangan kekuatan atau ketangguhan dari suatu logam karena adanya
larutan hidrogen secara atomik dalam baja. Pada lingkungan yang berbeda,
kondisi ii dapat menyebabkan retak.
- Retak karena tegangan korosi. Retak dari suatu logam
yang disebabkan oleh tegangan dan lingkungan yang korosif. Retak ini
timbul hanya dengan adanya kombinasi antara lingkungan dengan logam.
Contoh dari retak korosi tegangan meliputi retak korosi tegangan klorida
dari stainless steel yang berada pada larutan klorida panas, dan retak
korosi tegangan dari kuningan dalam larutan amonia
PRESSURE RELIEF VALVE
Pressure relief valve digunakan pada
tangki penyimpan atau tangki proses lain atu sistem untuk mencegah kerusakan
struktural yang dikarenakan oleh tekanan internal. Tangki penyimpan menjadi
bertekanan ketika cairan dipompakan kedalam tangki, mengkompresi uap yang ada
atau kenaikan temperatur yang menyebabkan kenaikan ekspansi uap. Untuk mencegah
kerusakan tesebut, maka keluar dan masuknya uap harus diatur sesuai dengan
kondisi tekanan tertentu. Laju alir volume
pada ventilasi tergantung pada ukuran tangki, kandungan bahan volatil, laju
pemompaan, dan temperatur. Prosedur menentukan standar ventilasi dapat dilihat
pada API Standard 2000.
Operasi tekanan tinggi akan menurunkan
evaporasi dan volume venting total,
dengan demikian akan menurunkan kerugian produksi dan biaya dari emisi proses.
Semua valve harus dipelihara dengan hati-hati oleh seorang teknisi yang handal.
Valve hanya diperbolehkan diasembling pada kondisi bersih, dan lebih baik lagi
dilakukan di ruang khusus. Manual setiap valve harus dimengerti dan dibaca
sebelum merawat atau memperbaikinya.
Salah satu disain relief valve dapat
dilihat pada Gambar 2. Setiap aplikasi harus memperhatikan kompatibilitas
bahan. Konsultasikan ke pabrikan untuk permintaan-permintaan khusus.
1. INSTALASI
Dalam instalasi relief valve, terdapat
beberapa aturan yang harus diindahkan, yaitu:
1.
Pada instalasi,
valve harus dapat dengan mulus dinaikkan ke posisinya dengan menggunakan lifting eyes pada bodi flens. Hindari
pengangkatan valve dengan pegas karena akan mengakibatkan kerusakan pada
dudukan dan nantinya valve akan bocor ketika beroperasi.
2.
Pertemuan antara
bodi valve dengan nosel tangki harus sama bentuknya. Pertemuan flens harus flat, dengan toleransi 0,015” dan
bersih, bebas dari goresan, korosi dan tanda-tanda pengerjaan.
3.
Mulailah dengan
inspeksi pada gasket, pastikan bahwa bahan gasket sesuai dengan bahan produk.
4. Setting valve ke nosel dengan hati-hati.
5. Beri pelumas pada semua ulir dengan pelumas yang
cocok. Jika terdapat paku keling dari bahan stainless steel, gunakan pelumas anti-seize seperti moly-disulfide.
6. Instal bodi valve dengan penguatan baut menggunakan
tangan.
7. Rujukan torsi pengencangan baut dapat dilihat pada
Tabel 2.
8. Pastikan bahwa flens tidak terdistorsi dan gasket
tertekan sempurna.
9. Cek bahwa tidak terjadi perputaran baut
2. PEMELIHARAAN RUTIN
Pengecekan secara periodik
dilakukan terhadap valve untuk memastikan bahwa valve berfungsi scara benar dan
set point-nya benar. Inspeksi untuk
keperluan ini dilakukan sekurang-kurangnya setahun sekali
Inspeksi periodeik untuk
kekencangan dudukan harus dilakukan untuk menjamin pengendalian polusi udara.
Hal ini dapat dilengkapi dengan detektor gas yang telah dikalibrasi sesuai
produk pada sistem. Secara periodik, valve perlu dilepas dari tangki untuk
inspeksi sil pada tutup. Ketika hal ini dilakukan, valve harus diangkat secra hati-hati dengan
menggunakan lifting eyes pada flens
bodi atas.
Jika terdeteksi adanya kebosoran
uap, maka dapat dimungkinkan sumber kebocoran dari:
- Sil penutup
2. Gasket antara flens dengan bodi
3.
TROUBLESHOOTING
Berikut ini disajikan petunjuk
trouble shooting yang sering terjadi pada relief valve.
Masalah
|
Inspeksi
|
Tindakan Korektif
|
Kebocoran uap terjadi antara penutup dan flens
bagian atas.
|
Visual, audible, detektor uap
|
Kebocoran dapat terjadi pada sil
O-ring dan dudukan bodi valve. Hal ini
umumnya terjadi karena kerusakan pada O-ring, tapi dapat juga disebabkan oleh
ketidak-tepatan peletakkan valve pada flens. Dudukan ini dapat terdistorsi
dan membentuk jalur kebocoran. Untuk mengtasi kondisi ini, nosel tangki harus
diratakan lagi atau diganti.
|
Kebocoran uap terjadi antara bodi valve dan nosel
tangki.
|
Visual, audible, detektor uap
|
Kebocoran antar flens dapat
diperbaiki dengan cara mengencangkan baut.
Gasket bisa saja rusak karena
berada pada lingkungan kimia. Penggantian gasket dapat dilakukan bila
diperlukan.
Nosel tangki mungkin terkorosi.
Hal ini dapat diatasi dengan memberi perlindungan pada permukaan flens.
|
0 komentar :
Posting Komentar