This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Minggu, 17 November 2013
07.34
Unknown
BAB
IV
MESIN BUBUT
Penggolongan Mesin Bubut
A. Pembubut Kecepatan G. Pembubut Otomatis
1. Pengerjaan Kayu H. Mesin Ulir Otomatis
2. Pemusingan Logam 1. Spindel Tunggal
3. Pemolesan 2. Spindel Banyak
B. Pembubut Mesin I. Fris Pengebor Vertikal
1. Penggerak puli kerucut
bertingkat
2. Penggerak roda gigi tangan
3. Penggerak kecepatan
C. Pembubut Bangku
D. Pembubut Ruang Perkakas
E. Pembuat kegunaan Khusus
F. Pembubut Turet
1. Horisontal
a. Jenis ram
b. Jenis sadel
2. Vertikal
a. Stasiun tunggal
b. Stasiun banyak
3. Otomatis
Konstruksi Mesin Bubut
Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.
Pada gambar 2. diperlihatkan
nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut. Jenis ini mempunyai
kepala tetap berisi roda gigi dan mendapatkan daya dari motor yang disambungkan
dengan sabuk V.
Pengendali pada kepala tetap bisa
mengatur kecepatan sampai 27 variasi kecepatan.
Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk
menampung panjang stok yang berbeda-beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel
roda dan dilengkapi dengan ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel
kelurusan dan untuk pembubutan tirus.
Sekrup pengarah
adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar
dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan
roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke kereta
luncur dan bisa dipasang atau dilepas dari kereta luncur selama operasi. Ulir
pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.
Batang hantaran terletak dibawah ulir pengarah yang
berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box)
untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk,
sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu
pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam
arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan majemuk
dan roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan.
Apron yang terletak pada kereta
luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta
luncur baik dengan tangan atau dengan daya.
Ukuran
Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat diputar, sehingga
sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja
sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut
adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum
benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagaian pabrik lain
menyatakan dalam panjang bangku.
Ada beberapa variasi dalam jenis
mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung pada jenis produksi
atau jenis benda kerja.
Pembubut Kecepatan (speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai
konstruksi sederhana dan terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap dan
peluncur yang dapat distel untuk mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan
tangan dan kerja ringan maka bubut dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin jenis ini biasanya dipakai untuk
membubut kayu, atau untuk membuat pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan
lebih lanjut oleh mesin bubut mesin.
Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut
pertama /lama yang digerakkan oleh mesin setelah sebelumnya digerakkan dengan
sabuk atas (overhead belt). Yang membedakannya dari bubut kecepatan adalah
tambahan untuk pengendalian kecepatan spindel dan untuk penyanggaan dan
pengendalian hantaran pahat tetap. Kepala tetap dilengkapi dengan puli kerucut
empat tingkat yang menyediakan empat kisaran kecepatan spindel jika dihubungkan
ke poros motor. Sebagai tambahan mesin ini dilengkapi dengan roda gigi belakang
yang bila dihubungkan dengan puli kerucut akan memberikan tambahan empat variasi
kecepatan.
Pembubut bangku adalah mesin bubut kecil yang
terpasang pada bangku kerja. Disainnya mempunyai kesamaan dengan mesin bubut
kecepatan atau mesin hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Dibuat untuk
benda kecil dan mempunyai kapasitas ayunan maksimum sebesar 250 mm pada pelat
muka.
Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin bubut untuk pembuatan
perkakas kecil, alat ukur, die dan komponen presisi lainnya. Mesin ini
dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan
perkakas yang teliti.
Operasi Bubut
Operasi pada mesin bubut ada beraneka
ragam :
•
pembubutan
•
pengeboran
•
pengerjaan tepi
•
penguliran
•
pembubutan tirus
•
Penggurdian
•
Meluaskan lubang
Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua
pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar 3A.
Gambar 3. Operasi pembubut, A. Pahat mata tunggal
dalam operasi pembubutan, B. Memotong tepi.
Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila
permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat
muka atau dalam pencekam seperti gambar 3B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi
dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak
lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku
pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial.
Penggolongan berikut yang umum digunakan :
1. Tirus Morse. Banyak digunakan untuk
tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm
(5,02%).
2. Tirus Brown dan Sharp. Terutama
digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).
3. Tirus Jarno dan Reed. Digunakan oleh
beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem
mempunyai ketirusan 0,0500 mm/mm (5,000%), tetapi diameternya berbeda.
4. Pena tirus. Digunakan sebagai
pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
Ketirusan
luar yang teliti dapat dipotong pada sebuah pembubut dalam beberapa cara :
1. Mesin kendali numeris yang dapat memotong
kerucut sebagai hal yang biasa.
2. Dengan perlengkapan membubut tirus.
Perlengkapan yang diperlihatkan pada gambar 4. dibautkan pada punggung mesin
bubut dan mempunyai batang pemandu yang dapat dikunci pada sudut atau ketirusan
yang diinginkan. Ketika kereta luncur bergerak sebuah peluncur diatas batang
pahat bergerak masuk dan keluar, sesuai dengan penguncian dari batang.
3. Perletakan majemuk pada kereta luncur bubut
seperti diperlihatkan pada gambar 5. mempunyai dasar bulat dan dapat diputar ke
sembarang sudut yang diinginkan dari benda kerja. Pahat kemudian dihantarkan
kedalam benda kerja dengan tangan. Metode ini untuk ketirusan pendek.
1 Ketirusan ini distandardisasi dalam satuan
Inggris yaitu (0,60235 in. tiap foot), Brown dan Sharp (1/2 in. tiap foot),
Jarno dan Reed (0,6 in. tiap foot), dan pena tirus (1/4 in. tiap foot).
Konversi diberikan dalam milimeter dan presentase, yang ekivalen karena
ketirusan adalah tanpa satuan di dalam satuan SI.
Gambar 4. Pembubutan tirus dengan menggunakan
perlengkapan tirus.
4. Penguncian pusat ekor tetap yang digeser.
Gambar 6. memperlihatkan metode ini. Kalau ekor tetap digeser secara horisontal
dari sumbu sebesar 6,4 mm untuk batang silinder sepanjang 305 mm, akan
diperoleh ketirusan 0,0416 mm/mm (4,16%). Jadi ketirusan juga ditentukan oleh
panjang silinder yang dibubut.
Gambar 5. Membubut tirus dengan menggunakan perletakan
majemuk.
Gambar 6. Membubut tirus dengan meng-offset-kan pusat
ekor tetap.
Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin
bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk
khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan sebuah
pahat untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa
sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai
gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk
memotong ulir.
Dalam mengunci pahat untuk ulir-V,
terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda
kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potongan ringan seperti pada gambar
7A. Metode pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau
kuningan. Metode kedua adalah dengan menghantar pahat pada suatu sudut seperti
gambar 7B dan 7D. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada bahan baja. Pahat
diputar sebesar 29o dan pahat dihantar
ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari
pahat.
Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri
khusus yang terutama disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi.
Keahlian pekerja disesuaikan pada
mesin ini sehingga operator yang kurang pengalaman bisa menghasilkan komponen
yang sejenis. Karakteristik utama kelompok mesin ini adalah bahwa pahat/perkakas bisa distel untuk
operasi berurutan. Walaupun tenaga
skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan benar, namun setelah
itu untuk mengoperasikannya bisa dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.
Mesin Bubut Turet Horisontal
Mesin ini dibuat dalam dua desain
umum yaitu ram dan sadel. Mesin bubut jenis ram ((gambar 19.8)
disebut demikian sesuai dengan cara turet dipasang. Turet ditempatkan pada
peluncur atau ram yang bergerak kebelakang dan kemuka pada sebuah sadel yang
diapitkan kepada bangku mesin bubut. Pengaturan ini menghasilkan gerakan cepat
dari turet dan dianjurkan untuk untuk kerja batang atau pencekaman tugas
ringan. Sadelnya tidak bergerak selama operasi.
Pada jenis sadel (gambar 9.), yang
digunakan untuk pekerjaan pencekaman, mempunyai turet yang dipasang langsung
pada sadel. Sadelnya bergerak bolak
balik bersama turet.
Gambar 8. Mesin bubut turet jenis ram nomor 3 dengan
kendali daur listrik.
Gambar 9. Mesin bubut turet pencekaman jenis sadel.
Karena perkakas pencekaman
menggantung (overhang) dan tidak mendukung benda kerja, maka perkakas pencekam
harus sekaku mungkin.
Mesin bubut turet dikonstruksi dengan
cara yang sama dengan mesin bubut biasa.
Perbedaan Antara Mesin Bubut Turet
Dengan Mesin Bubut Biasa
Perbedaan utamanya adalah bahwa mesin
bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan produksi yang banyak sedangkan mesin
bubut biasa terutama digunakan untuk berbagai pekerjaan, untuk pembubut ruang
perkakas atau kerja tunggal. Ciri ciri mesin bubut turet yang membuatnya
dipakai untuk produksi banyak adalah :
1. Perkakas bisa distel pada turet untuk
pekerjaan berurutan.
2. Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti
atau penggerak hantaran sehingga masing-masing pemotongan oleh pahat adalah
sama dengan pemotongan sebelumnya.
3. Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun
yang sama pada saat yang sama, misalnya pembubutan atau pemboran lubang
sebanyak dua buah atau lebih.
4. Pemotongan kombinasi dapat dibuat yaitu pahat
pada peluncur menyilang (cross slide) dapat digunakan bersamaan dengan pahat
pada turet yang lagi memotong.
5. Kekakuan pada pemegang benda kerja atau pahat
harus dibuat pada mesin untuk pekerjaan majemuk atau pemotongan kombinasi.
6. Mesin bubut turet mungkin dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan seperti pembuatan tirus, pembuatan ulir dan pekerjaan
duplikasi dan bisa dikontrol dengan pita/kaset.
Prinsip Pahat Dan Perpahatan
Dalam produksi adalah penting bahwa
pekerjaan dilakukan sesingkat mungkin. Waktu yang dihabiskan dalam produksi
adalah : waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penanganan mesin, dan waktu
pemotongan.
Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan
semua pahat yang diperlukan dalam kondisinya dan siap dipakai.
Waktu penanganan benda kerja yaitu waktu yang dipakai dalam
memasang atau melepaskan benda kerja. Hal ini sangat tergantung kepada piranti
pemegang benda kerja. Untuk pekerjaan batang maka waktu ini dikurangi dengan
menggunakan leher stok batang.
Waktu penanganan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam
memasang masing-masing perkakas pada tempatnya. Bisa dikurangi dengan
menempatkan perkakas pada posisi dan urutan yang benar sehingga memudahkan
penggunaannya atau dengan melakukan pemotongan kombinasi atau jamak, jika
memungkinkan.
Waktu potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh
penggunaan yang benar atas perkakas potong, kecepatan dan hantaran. Pemotongan
kombinasi bisa menghemat waktu potong (gambar 10A.).
Gambar 10. A. Mengkombinasikan pemotongan pada
pekerjaan batang. B. Pemotongan banyak dari turet segi enam.
Pemotongan kombinasi menunjukkan
penggunaan serentak dari pahat peluncur dan turet.
Gambar 11. menunjukkan penyetelan
turet segienam untuk membuat pemotongan dalam pada adaptor ulir.
Gambar
11. Penyetel turet segi enam menggambarkan urutan operasi untuk menangani
pemotongan dalam yang diperlukan pada adaptor yang ditunjukkan dalam gambar
desain.
Gambar 12. menunjukakan detail
pemotongan dalam yang diperlukan untuk memesin adaptor. Jenis-jenis operasinya
adalah :
Gambar 12. Penyetelan untuk memesin operasi dalam pada
adaptor berulir.
1. Stok batang dimajukan terhadap penghenti stok
kombinasi dan gurdi awal.dan diapitkan
ke leher. Gurdi awal dimajukan dan ujung benda kerja di gurdi/senter.
2. Dibuat lobang pada stok dengan menggurdi
sesuai dengan panjang yang diperlukan.
3. Lubang dibor sesuai dengan diameter ulir.
4. Lubang yang digurdi diperbesar dengan peluas
lubang (reamer)
5. Alur untuk celah ulir dibuat. Untuk operasi
ini digunakan perkakas luncur gerak cepat.
6. Ulirnya dibuat dengan sebuah tap yang
dipegang oleh kopling tap dan pemegang
die.
Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis
Gambar 13. adalah mesin bubut turet
otomatis yang penampilannya mirip dengan jenis sadel standar namun operasinya
otomatis. Turet segienam dioperasikan dengan tenaga hidrolik dan dilengkapi
dengan penggeseran melintang cepat dan penukaran otomatis kepala hantaran yang
sesuai pada setiap titik. Gerakan dari peluncur menyilang dikendalikan oleh nok
yang digerakkan oleh gerakan ke depan dari turet.
Gambar 13. Mesin bubut turet horisontal otomatis.
Mesin Bubut Turet Vertikal
Mesin bubut turet vertikal mirip
dengan fris pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet
untuk memasang pahat. Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar dalam
kedudukan horisontal, dengan turet dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini
dikembangkan untuk memudahkan pemuatan, pemegangan dan pemesinan dari suku
cadang berat dan diameter besar.
Pada gambar 15. memperlihatkan sebuah
mesin bubut turet vertikal yang dilengkapi dengan tiga kepala pemotong: kepala
turet utama yang berputar, kepala ram yang ditunjukkan di sebelah kiri dan
kepala samping.
Untuk mengadakan pemotongan bersudut,
baik ram maupun turet dapat diputar 30 derjat kekiri atau kanan dari pusat. Ram
menyediakan stasiun perkakas lain pada mesin yang bisa dioperasikan terpisah
atau bersama-sama dengan yang lainnya.
Mesin bisa dilengkapi dengan
pengendali yang akan menghasilkan operasi otomatik pada setiap kepala, laju dan
arah hantaran dan perubahan kecepatan spindel.
Gambar 15. Mesin bubut turet vertikal.
Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal
Otomatis
Mesin ini didesain untuk produksi
tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan
posisi/dudukan pemuatan. Dalam beberapa
mesin disediakan dua spindel untuk setiap stasiun.
Biasanya semua jenis operasi bisa
dilakukan seperti menfris, menggurdi, mengulir, mengetap, meluaskan lobang dan
mengebor. Keuntungan mesin ini adalah bahwa operasi bisa dilakukan secara
serentak dan dengan urutan yang sesuai.
Mesin Bubut Otomatis
Mesin bubut yang perkakasnya secara
otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya
diselesaikan, dikenal sebagai mesin bubut otomatis. Mesin bubut yang otomatis
sepenuhnya dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang
dapat dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari
operator.
Gambar 17. memperlihatkan mesin bubut
otomatis jenis vertikal.
Gambar 16. Mesin bubut pencekam vertikal stasiun
jamak.
Gambar 17. Mesin bubut otomatis vertikal.
Mesin Bubut Duplikat
Mesin bubut duplikat memproduksi
kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun contoh dari benda kerja.
Hampir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan
penduplikasian. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat atau datar yang
biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola dihubungkan dengan sebuah
jarum yang digerakkan oleh udara, hidrolik atau listrik.
Gambar 19. Mesin bubut duplikat otomatis.
Mesin Ulir Otomatis
Ditemukan oleh Christopher N.
Spencer. Ciri utama dari mesin tersebut adalah adanya pengontrolan gerakan
turet sehingga perkakas bisa diumpan ke benda kerja pada kecepatan yang
diinginkan, ditarik dan diarahkan ke kedudukan berikutnya. Ini semuanya
dilakukan dengan mekanisme nok berbentuk silinder atau drum yang terletak
dibawah turet. Ciri khas lainnya yang
dikendalikan oleh nok adalah mekanisme pemegangan benda kerja pada leher, dan
melepaskannya pada akhir siklus.
Mesin pertama jenis ini hanya
beroperasi untuk membuat sekrup dan baut. Karena mesin ini hanya memproduksi
komponen satu persatu dengan sedikit perhatian dari operator maka sebab itu
disebut otomatik.
Mesin ulir otomatis bisa
diklasifikasikan berdasarkan turet atau jumlah spindel, tapi mesin multi
spindel tidak diklasifikasikan sebagai mesin ulir tetapi sebagai mesin
spindel-banyak otomatis. Pada gambar 20 memperlihatkan mesin ulir yang didesain
untuk benda kerja batang diameter kecil. Mesin ini mempunyai peluncur melintang
yang bisa membawa perkakas didepan dan dibelakang, dan turet yang terpasang pada posisi vertikal pada
peluncur gerakan longitudinal. Perkakas dipasang disekeliling turet pada bidang
vertikal segaris dengan spindel.
Gambar 20. Mesin ulir otomatis nomor 2.
Mesin Ulir Jenis Swis
Pada gambar 21 adalah tampak ujung
mesin ulir jenis swiss yang dikembangkan untuk pembubutan teliti dari komponen
kecil. Pahat mata tunggal digunakan pada mesin ini dan ditempatkan secara
radial disekeliling bushing karbida dimana stok dimajukan selama proses
pemesinan. Pembubutan dilakukan oleh dua mata perkakas horisontal sedangkan
tiga lainnya digunakan untuk membuat alur, memotong putus dan membuat
alur.
Gambar 21. Tampak ujung dari mesin ulir jenis Swis
yang menunjukkan nok ayun dan mekanisme kendali pahat.
Spindel Banyak Otomatis
Mesin spindel banyak otomatis adalah
jenis yang paling cepat dari mesin produksi untuk pekerjaan batang. Mesin ini
otomatis sepenuhnya dan dibuat dalam berbagai model dengan dua, empat, lima,
enam atau delapan spindel. Dalam mesin ini langkah operasi dibagi menjadi
beberapa bagian sehingga satu stasiun mengerjakan satu bagian operasi dan semua
stasiun beroperasi secara serentak sehingga memperpendek waktu pengerjaan.
Konstruksi umum dari mesin ini bisa
dilihat pada gambar 22. Spindel yang membawa stok batang seluruhnya dipegang
dan diputar dalam rel stok. Didepan spindel terdapat sebuah peluncur pahat
ujung untuk tempat meletakkan pahat
segaris dengan dengan masing-masing spindel mesin. Peluncur pahat tidak
mengarah atau berputar bersama pembawa spindel melainkan bergerak maju-mundur
untuk membawa ujung pahat ke dan dari persinggungan dengan batang atau stok
yang berputar.
Gambar 22. Mesin btang spindel banyak otomatis.
Fris Pengebor Vertikal
Pada mesin ini benda kerja berputar
pada meja horisontal. Pahat pemotong stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran
dan terpasang pada rel menyilang yang tingginya dapat distel. Pekerjaan yang
bisa dilakukan adalah pekerjaan tepi horisontal, pembubutan vertikal dan
pengeboran. Mesin ini diberi tingkatan berdasarkan diameter mejanya yang
ukurannya bervariasi dari 1 sampai 12 m.
Gambar 24. Fris pengebor dan pembubut vertikal.
Gambar 24 adalah contoh mesin fris
pengebor vertikal. Kelebihan dari mesin ini adalah bisa memegang suku cadang
yang besar dan berat, karena benda kerja dapat diletakkan di meja dengan crane.
--
Selasa, 12 November 2013
17.46
Unknown
Perpipaan
1. perpindahan kalor.ppt
2. Gasket dan Baut Pipa.ppt
3. Perhitungan panjang pipa.ppt
4. Piping Maintenance.ppt
5. Katup.ppt
6. Perhitungan panjang pipa.ppt
Pompa
1. pompa
Permesinan
1.Bahan-bahan pahat.ppt
2.Frais.pdf
3.Frais machining.ppt
4.Grinding.ppt
1. perpindahan kalor.ppt
2. Gasket dan Baut Pipa.ppt
3. Perhitungan panjang pipa.ppt
4. Piping Maintenance.ppt
5. Katup.ppt
6. Perhitungan panjang pipa.ppt
Pompa
1. pompa
Permesinan
1.Bahan-bahan pahat.ppt
2.Frais.pdf
3.Frais machining.ppt
4.Grinding.ppt
14.55
Unknown
Definisi manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan udara di dalam ruang
tertutup. Ada beberapa macam manometer sebagai berikut :
1. Manometer zat cair
Manometer zat cair biasanya merupakan pipa kaca berbentuk U yang berisi raksa. Manometer jenis ini dibedakan menjadi manometer raksa yang terbuka dan manometer raksa yang tertutup.
a. Manometer raksa ujung terbuka
Manometer raksa ujung terbuka digunakan untuk mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup bila tekanannya sekitar 1 atmosfer. Pada pipa U berisi raksa, pada salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang akan diukur tekanannya, sedangkan ujung yang lain berhubungan dengan udara luar (atmosfer). Sebelum digunakan, permukaan raksa pada kedua pipa U adalah sama tinggi. Setelah dihubungkan dengan ruang yang akan diukur tekanannya, maka permukaan raksa pada kedua pipa menjadi tidak sama tingginya.
Jika tekanan gas dalam ruanagn tertutup lebih besar dari pada tekanan udara luar, maka akan mendorong raksa dalam pipa U. permukaan raksa pada pipa terbuka lebih tinggi daripada permukaan raksa pada pipa yang berhubungan dengan ruang tertutup. Misalkan selisih tinggi raksa adalah Δh, maka tekanan ruangan sebesar
P = Bar + Δh .
Jika tekanan dalam gas dalam ruangan tertutup lebih rendah daripada tekanan udara luar, maka permukaan raksa pada pipa terbuka akan lebih rendah daripada permukaan raksa pada pipa yang berhubungan dengan ruang tertutup. Misalkan selisih tinggi raksa adalah Δh, maka tekanan gas dalam ruang an sebesar
P = Bar . Δh
Keterangan :
Bar : tekanan udara luar
Δh : tekanan gas dalam ruang tertutup
b. Manometer raksa ujung tertutup
Manometer ini pada prinsipnya sama dengan manometer ujung terbuka, tetapi digunakan untuk mengukur tekanan ruangan lebih dari 1 atmosfer. Sebelum digunakan, tinggi permukaan raksa sama dengan tekanan di dalam pipa tertutup 1 atmosfer. Jika selisih tinggi permukaan raksa pada kedua pipa adalah Δh cm, maka tekanan ruang tersebut sebesar :
P₂ = (P₁+Δh) cmHg
Kteterangan :
P₁ : tekanan udara mula-mula dalam pipa
Dh : selisih tinggi permukaan raksa kedua pipa
P₂ ; besarnya tekanan udara yang diukur
1. Manometer zat cair
Manometer zat cair biasanya merupakan pipa kaca berbentuk U yang berisi raksa. Manometer jenis ini dibedakan menjadi manometer raksa yang terbuka dan manometer raksa yang tertutup.
a. Manometer raksa ujung terbuka
Manometer raksa ujung terbuka digunakan untuk mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup bila tekanannya sekitar 1 atmosfer. Pada pipa U berisi raksa, pada salah satu ujungnya dihubungkan dengan ruangan yang akan diukur tekanannya, sedangkan ujung yang lain berhubungan dengan udara luar (atmosfer). Sebelum digunakan, permukaan raksa pada kedua pipa U adalah sama tinggi. Setelah dihubungkan dengan ruang yang akan diukur tekanannya, maka permukaan raksa pada kedua pipa menjadi tidak sama tingginya.
Jika tekanan gas dalam ruanagn tertutup lebih besar dari pada tekanan udara luar, maka akan mendorong raksa dalam pipa U. permukaan raksa pada pipa terbuka lebih tinggi daripada permukaan raksa pada pipa yang berhubungan dengan ruang tertutup. Misalkan selisih tinggi raksa adalah Δh, maka tekanan ruangan sebesar
P = Bar + Δh .
Jika tekanan dalam gas dalam ruangan tertutup lebih rendah daripada tekanan udara luar, maka permukaan raksa pada pipa terbuka akan lebih rendah daripada permukaan raksa pada pipa yang berhubungan dengan ruang tertutup. Misalkan selisih tinggi raksa adalah Δh, maka tekanan gas dalam ruang an sebesar
P = Bar . Δh
Keterangan :
Bar : tekanan udara luar
Δh : tekanan gas dalam ruang tertutup
b. Manometer raksa ujung tertutup
Manometer ini pada prinsipnya sama dengan manometer ujung terbuka, tetapi digunakan untuk mengukur tekanan ruangan lebih dari 1 atmosfer. Sebelum digunakan, tinggi permukaan raksa sama dengan tekanan di dalam pipa tertutup 1 atmosfer. Jika selisih tinggi permukaan raksa pada kedua pipa adalah Δh cm, maka tekanan ruang tersebut sebesar :
P₂ = (P₁+Δh) cmHg
Kteterangan :
P₁ : tekanan udara mula-mula dalam pipa
Dh : selisih tinggi permukaan raksa kedua pipa
P₂ ; besarnya tekanan udara yang diukur
2. Manometer logam
Manometer logam digunakan untuk mengukur tekanan gas yang sangat tinggi, misalnya tekanan gas dalam ketel uap.
Cara kerja manometer ini didasarkan pada plat logam yang bergerak naik turun bila ada perubahan tekanan. Gerak ujung plat logam diterusakan oleh jarum jam penunjuk skala. Beberapa manometer logam antara lain manometer Bourdon, manometer Shaffer Budenberg, dan manometer ban.
3. Manometer Mac Leod
Manometer mac leod digunakan untuk mengukur tekanan udara yang lebih kecil dari 1 mmHg. Cara kerja manometer ini pada prinsipnya sama seperti manometer raksa ujung tertutup. Jika selisih tinggi raksa di pipa S dengan pipa E adalah Δh cmHg, maka tekanan yang terukur sebesar
P = 1 / 10.000 x Δh cmHg
Senin, 11 November 2013
06.57
Unknown
INSPEKSI PADA
SISTEM PERPIPAAN
Sistem perpipaan didesain untuk
berbagai kondisi. Perhatian khusus harus diberikan pada sistem perpipaan yang
mengarah pada korosi, erosi, dan fatig serta hal-hal yang beroperasi pada
tekanan tinggi.
Semua bahan pipa dan sambungan harus
dapat beroperasi pada kondisi maksimum. Sejarah operasional harus direviu untuk
menentukan apakah terdapat perubahan pada kondisi operasi yang keluar dari
kondisi normalnya. Jika kondisi operasi telah berubah, catatan harus dibuat
untuk menjamin komponen-komponen sistem perpipaan mencukupi.
Perpipaan harus diinspeksi untuk
memastikan adanya:
- Ekspansi
- Rangka pendukung yang cukup
- Tidak ada kebocoran
- Koneksi yang benar. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah ada perubahan posisi karena adanya tegangan pada pipa
atau sambungan yang lain.
- Spesifikasi yang cocok untuk kondisi operasi
§ Tidak ada fakta-fakta korosi, erosi, atau retak
4.1 Kerusakan pada Perpipaan
a.
Korosi. Korosi terjadi
karena adanya oksigen dan larutan garam, seperti halnya yang ditemukan air
umpan boiler yang jelek. Jika korosi
ditemukan pada bejana tekan, sistem perpipaan yang terkait juga harus
diperiksa. Korosi dapat menyerang secara luas pada permukaan logam atau
terlokalisir pada bentuk korosi galvanis dan pitting. Untuk mengestimasi
pengaruh korosi pada luas permukaan yang besar, ketebalan logam harus diperiksa
dengan menggunakan peralatan ultasonik atau pengeboran. Ketebalan estimasi
digunakan untuk mengestimasikan tekanan kerja yang aman.
b. Retak. Retak bisa berasal dari desain atau kondisi operasi yang
menyebabkan perubahan feksibilitas secara kontinyu pada logam (flexing).
Flexing dapat disebabkan oleh fluktuasi termal atau mekanikan dan dapat
mengarah pada kelelahan logam (fatig). Retak pada kondisi ini akan dipercepat dengan adanya korosi. Retak dari hasil cacat pabrikasi akan terjadi
pertama-tama pada lingkungan korosi.
c. Erosi. Erosi terjadi sebagai akibat dari eksi abrasif dari
cairan atau uap. Adanya partikel padat dalam campuran, atau adanya cairan dalam
uap dapat menyebabkan erosi. Erosi umumnya terjadi di daerah dimana aliran
terhambat atau arah aliran berubah.
d. Kebocoran. Kebocoran harus diperiksa secara menyeluruh dan dilakukan
tindakan perbaikan. Uji tekanan mungkin dibutuhkan untuk menentukan informasi
tambahan dengan mempertimbangkan adanya kerusakan lanjut.
e. Dukungan (rangka)
yang tidak tepat. Inspeksi visual
harus meliputi pemeriksaan pada adanya dukungan yang tidak tepat.
Ketidakcukupan dukungan dapat menyebabkan rusaknya sambugan las, retak, atau
kebocoran pada sambungan fitting. Tanda-tanda kebocoran harus diteliti untuk
menentukan penyebab dan kondisi terkoreksinya. Hilangnya isolasi. Rusak, atau
sobek dapat menjadi indikasi adanya getaran atau pergerakan pipa akibat
dukungan tidak tepat.
4.2 Inspeksi pada Pressure Gages
Tekanan yang diindikasikan oleh alat
harus dibandingkan dengan alat yang lain pada sistem yang sama. Jika alat tidak
dipasang pada bejana, maka harus segera dipasang pada bejana dengan benar
sehingg dapat menunjukkan tekanan aktual bejana.
5. PENYIMPANAN CATATAN
Salinan dari persetujuan inspektor atau
laporan sertifikasi harus disimpan dengan baik. Catatan tersebut meliputi
informasi-informasi berikut:
- Laporan data pabrikan ASME, jika bejana tidak dicap
kode ASME.
- Laporan data bejana tekan (inspeksi internal
pertama). Laporan harus meliputi informasi berikut:
- Nomer seri pabrikan
- Nomer identifikasi owner-user
- Data dimensi bejana tekan
- Bahan konstruksi
- Data ketebalan original dinding untuk bejana tekan
dan tutup.
- Kode original dari konstruksi yang meliputi metode
NDE
- Faktor keamanan yang dihitung dari kode konstruksi
original
- Informasi lengkap tentang peralatan relif valve,
yang meliputi data pegas relief valve, atau data rupture disk, dan data
inspeksi terakhir.
- Catatan kemajuan yang meliputi:
a.
lokasi dan
ketebalan dari sampel dan lokasi inspeksi yang kritis, termasuk lukasi dan
hasil dari survei ketebalan logam.
b.
Batasan temperatur
logam dan lokasinya pada bejana ketika faktor ini menentukan ketebalan minimum.
c.
Ketebalan logam
terhitung yang dibutuhkan dan MAWP untuk desain peralatan relief valve dan
temperatur untuk membuka tekanan, tekanan statis, dan beban yang lain.
d.
Tanggal skedul dan
inspeksi berikutnya.
e.
Tanggal instalasi
dan tanggal perubahan kondisi operasi (tekanan, temperautr, laju korosi)
f.
Data detil untuk
sket yang dapat digunakan apabila tidak ada gambar.
g.
Kalukulasi
tegangan untuk menentukan faktor keamanan.
6. SEBAB-SEBAB KERUSAKAN BEJANA TEKAN
Beberapa kondisi dapat menyebabkan
kerusakan bejana tekan. Kondisi yang umum tersebut adalah:
- Korosi. Korosi adalah kondisi yang perlu
diperhatikan yang ditemukan di bejana tekan. Bentuk-bentuk korosi yang
umum adalah:
- Pitting
- Line corrossion
- General corrossion
- Grooving
- Galvanic corrossion
- Fatig. Jika tegangan yang terjadi pada bahan sangat
tinggi dan sering, dapat menyebabkan fatig atau lelah. Kegagalan fatig
dapat juga berasal dari perubahan temperatur dan tekanan. Lokasi dimana
logam mempunyai perbedaan koefisien termal ekspansi dapat menyebabkan
fatig.
- Creep. Creep bisa terjadi jika peralatan berada pada
temperatur diatas desainnya. Karena logam menjadi lemah pada temperatur
tinggi, distorsi berakibat pada kegagalan. Creep bergantung pada waktu,
temperatur, dan tegangan.
- Temperatur. Pada temperatur sub-freezing, air dan
beberapa bahan kimia yang ada dalan bejana tekan mungkin akan membeku dan
menyebabkan kegagalan. Baja karbon rendah atau paduannya akan mudah pecah
apabila berada pada lingkungan dengan temperatur lebih rendah dari
temperatur transisinya.
- Perusakan hidrogen. Perusakan hidrogen adalah
kehilangan kekuatan atau ketangguhan dari suatu logam karena adanya
larutan hidrogen secara atomik dalam baja. Pada lingkungan yang berbeda,
kondisi ii dapat menyebabkan retak.
- Retak karena tegangan korosi. Retak dari suatu logam
yang disebabkan oleh tegangan dan lingkungan yang korosif. Retak ini
timbul hanya dengan adanya kombinasi antara lingkungan dengan logam.
Contoh dari retak korosi tegangan meliputi retak korosi tegangan klorida
dari stainless steel yang berada pada larutan klorida panas, dan retak
korosi tegangan dari kuningan dalam larutan amonia
PRESSURE RELIEF VALVE
Pressure relief valve digunakan pada
tangki penyimpan atau tangki proses lain atu sistem untuk mencegah kerusakan
struktural yang dikarenakan oleh tekanan internal. Tangki penyimpan menjadi
bertekanan ketika cairan dipompakan kedalam tangki, mengkompresi uap yang ada
atau kenaikan temperatur yang menyebabkan kenaikan ekspansi uap. Untuk mencegah
kerusakan tesebut, maka keluar dan masuknya uap harus diatur sesuai dengan
kondisi tekanan tertentu. Laju alir volume
pada ventilasi tergantung pada ukuran tangki, kandungan bahan volatil, laju
pemompaan, dan temperatur. Prosedur menentukan standar ventilasi dapat dilihat
pada API Standard 2000.
Operasi tekanan tinggi akan menurunkan
evaporasi dan volume venting total,
dengan demikian akan menurunkan kerugian produksi dan biaya dari emisi proses.
Semua valve harus dipelihara dengan hati-hati oleh seorang teknisi yang handal.
Valve hanya diperbolehkan diasembling pada kondisi bersih, dan lebih baik lagi
dilakukan di ruang khusus. Manual setiap valve harus dimengerti dan dibaca
sebelum merawat atau memperbaikinya.
Salah satu disain relief valve dapat
dilihat pada Gambar 2. Setiap aplikasi harus memperhatikan kompatibilitas
bahan. Konsultasikan ke pabrikan untuk permintaan-permintaan khusus.
1. INSTALASI
Dalam instalasi relief valve, terdapat
beberapa aturan yang harus diindahkan, yaitu:
1.
Pada instalasi,
valve harus dapat dengan mulus dinaikkan ke posisinya dengan menggunakan lifting eyes pada bodi flens. Hindari
pengangkatan valve dengan pegas karena akan mengakibatkan kerusakan pada
dudukan dan nantinya valve akan bocor ketika beroperasi.
2.
Pertemuan antara
bodi valve dengan nosel tangki harus sama bentuknya. Pertemuan flens harus flat, dengan toleransi 0,015” dan
bersih, bebas dari goresan, korosi dan tanda-tanda pengerjaan.
3.
Mulailah dengan
inspeksi pada gasket, pastikan bahwa bahan gasket sesuai dengan bahan produk.
4. Setting valve ke nosel dengan hati-hati.
5. Beri pelumas pada semua ulir dengan pelumas yang
cocok. Jika terdapat paku keling dari bahan stainless steel, gunakan pelumas anti-seize seperti moly-disulfide.
6. Instal bodi valve dengan penguatan baut menggunakan
tangan.
7. Rujukan torsi pengencangan baut dapat dilihat pada
Tabel 2.
8. Pastikan bahwa flens tidak terdistorsi dan gasket
tertekan sempurna.
9. Cek bahwa tidak terjadi perputaran baut
2. PEMELIHARAAN RUTIN
Pengecekan secara periodik
dilakukan terhadap valve untuk memastikan bahwa valve berfungsi scara benar dan
set point-nya benar. Inspeksi untuk
keperluan ini dilakukan sekurang-kurangnya setahun sekali
Inspeksi periodeik untuk
kekencangan dudukan harus dilakukan untuk menjamin pengendalian polusi udara.
Hal ini dapat dilengkapi dengan detektor gas yang telah dikalibrasi sesuai
produk pada sistem. Secara periodik, valve perlu dilepas dari tangki untuk
inspeksi sil pada tutup. Ketika hal ini dilakukan, valve harus diangkat secra hati-hati dengan
menggunakan lifting eyes pada flens
bodi atas.
Jika terdeteksi adanya kebosoran
uap, maka dapat dimungkinkan sumber kebocoran dari:
- Sil penutup
2. Gasket antara flens dengan bodi
3.
TROUBLESHOOTING
Berikut ini disajikan petunjuk
trouble shooting yang sering terjadi pada relief valve.
Masalah
|
Inspeksi
|
Tindakan Korektif
|
Kebocoran uap terjadi antara penutup dan flens
bagian atas.
|
Visual, audible, detektor uap
|
Kebocoran dapat terjadi pada sil
O-ring dan dudukan bodi valve. Hal ini
umumnya terjadi karena kerusakan pada O-ring, tapi dapat juga disebabkan oleh
ketidak-tepatan peletakkan valve pada flens. Dudukan ini dapat terdistorsi
dan membentuk jalur kebocoran. Untuk mengtasi kondisi ini, nosel tangki harus
diratakan lagi atau diganti.
|
Kebocoran uap terjadi antara bodi valve dan nosel
tangki.
|
Visual, audible, detektor uap
|
Kebocoran antar flens dapat
diperbaiki dengan cara mengencangkan baut.
Gasket bisa saja rusak karena
berada pada lingkungan kimia. Penggantian gasket dapat dilakukan bila
diperlukan.
Nosel tangki mungkin terkorosi.
Hal ini dapat diatasi dengan memberi perlindungan pada permukaan flens.
|
Langganan:
Postingan
(
Atom
)